Jumat, 14 Juli 2017

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA ANAK USIA DINI

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Anak-anak dapat dikatakan prasekolah ketika mereka berusia antara 3 dan 5 tahun. Ini adalah suatu masa perubahan pesat dalam semua bidang perkembangan. Anak-anak menguasai kebanyakan kemampuan motor pada akhir periode ini dan dapat menggunakan kemampuan fisik mereka untuk mencapai berbagai jenis tujuan. Secara kognitif, mereka mulai mengembangkan pemahaman tentang kelas dan hubungan dan menyerap informasi dalam jumalh yang sangat besar tentang dunia social dan fisik mereka. Pada usia 6 tahun, anak-anak menggunakan pembicaraan yang hampir seluruhnya dewasa, bukan hanya untuk mengungkapkan keinginan dan kebutuhan mereka tetapi juga membegikan gagasan dan pengalaman mereka. Secara sosial, anak-anak mempelajari perilaku dan aturan yang tepat dan makin terampil dalam berinteraksi dengan anak-anak lain.
Ketika masing-masing aspek perkembangan ini dibahas, tetap tingkat kerumitan perkembangan dan segi pertumbuhan anak saling terkait. Perkembangan fisik, kognitif dan social dalam kehidupan nyata semua itu tidak hanya saling menjalin tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan yang menjadi tempat anak-anak bertumbuh.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Layanan Bimbingan dan Konseling pada Taman Kanak- Kanak
1.      Tujuan bagi Anak-anak :
a.       Lebih mengenal dirinya, kemampuan, sifatnya, kebiasaannya, dan kesenangannya.
b.      Mengembangkan potensi yang dimilikinya.
c.       Mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
d.      Menyiapkan perkembangan mental dan sosial anak untuk masuk ke lembaga pendidikan selanjutnya.
2.      Tujuan Bagi Orang Tua :
a.       Membantu Orang tua agar mengerti, memahami dan menerima anak sebagai individu.
b.      Membantu Orang tua dalam mengatasi gangguan emosi pada anak yang ada hubungannya dengan situasi keluarga di rumah.
c.       Membantu orang tua mengambil keputusan dalam memilih sekolah bagi anaknya sesuai dengan taraf kemampuan kecerdasan, fisik, dan indranya.
d.      Memberikan informasi kepada orang tua, untuk memecahkan masalah kesehatan anak.

B.     Bentuk layanan bimbingan dan konseling di Taman kanak- kanak:
1.      Layanan Pengumpul Data merupakan  layanan pertama yang dilakukan sebelum guru atau pemdamping memberikan bimbingan. Layanan ini bertujuan untuk mengumpulkan berbagai data yang berkaitan dengan segala aspek kepribadian, kehidupan anak usia dini dan keluarga. Layanan pengumpul data dapat dilakukan oleh guru atau pendamping ketika anak mulai belajar, dengan berbagai teknik dan instrumen.
2.      Layanan Informasi merupakan bentuk layanan yang memungkinkan anak dan orang tua menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan mengambil keputusan untuk kepentingan anak. Informasi yang dapat diberikan berupa informasi pendidikan, kesehatan atau sosial. Layanan ini bertujuan memberikan wawasan terhadap anak dan orang tua mengenai hal- hal yang berhubungan dengan perkembangan anak. Layanan informasi dapat dilakukan guru atau pendamping secara berkala. Informasi yang diberikan pada anak dapat dilakukan secara bersama-sama dengan bahan atau materi pembelajaran. Misalnya, ketika guru merencanakan akan mengembangkan kemampuan anak melalui tema sekolah maka guru dapat melakukan layanan informasi dengan menggabungkannya bersama isi tema sekolah tersebut. Layanan informasi dapat diberikan kepada orang tua dengan memilih waktu penyampaian yang tepat. Berdasarkan paparan diatas, bahwa dalam pemberian layanan informasi kepada anak tidak harus yang rumit dan mompleks, akan tetapi layanan yang diberikan lebih sederhana dan berkaitan dengan kebutuhan dan permasalahan anak pada saat ini dan sekarang (here and now).
3.      Layanan Penempatan merupakan layanan bimbingan yang memungkinkan anak didik memperoleh penempatan yang tepat sesuai dengan kondisi dan potensinya. Dengan layanan ini diharapkan anak dapat berada pada posisi dan pilihan yang tepat. Pada kegiatan pendidikan Taman kanak- kanak mungkin akan ditemukan anak- anak yang memiliki kemampuan yang cukup tinggi. Misalnya, dalam hal intelegensi, dapat dilihat dari kemampuan merespon berbagi hal yang diberikan guru pada anak. Seorang anak yang cerdas dapat dengan mudah dan cepat menyelesaikan suatu persoalan yang diberikan kepadanya, sementara anak yang lambat menunjukkan kemampuan sebaliknya. Layanan penempatan dapat diberikan pada anak yang memiliki kemampuan berbeda, hai ini dimaksudkan agar anak mendapatkan layanan dan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Apabila guru memberi kesempatan yang sama pada semua anak maka anak- anak yang termasuk dalam kelompok berkemampuan tinggi tidak akan berkembang optimal.Layanan penempatan diberikan juga pada anak yang memiliki kemampuan kurang. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan mengembangkan diri sesuai dengan kapasitas kemampuannya. Misalnya, ditemukan anak yang daya pendengarannya terganggu, selain anak memerlukan penanganan Dokter, menempatkan tempat duduk anak dekat dengan meja guru sehingga ucapan guru terdengan oleh anak tersebut.
4.      Layanan konseling merupakan suatu bentuk layanan yang intensif dalam membina kemampuan atau aspek- aspek perkembangan anak dan membantu memecahkan kemungkinan masalah yang dihadapi anak sehingga anak dapat berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan. Ukuran ketercapaian kemampuan anak dilihat dari seberepa jauh perubahan perkembangan dan pencapaian tugas –tugas perkembangan yang dapat terpenuhi. Layanan konseling dapat dilakukan terhadap anak yang mengalami masalah dan atau orang tuanya dengan maksud untuk mencari pemecahan terbaik dalam membantu masalah yang dihadapi anak. Anak usia Taman kanak- kanak adalah sosok individu yang masih relatif muda. Pada usia ini anak cenderung belum menadari secara penuh bahwa ia bermasalah. Permasalahan yang dihadapi anak kadangkala bersumber dari diri anak sendiri, apakah anak memiliki sifat- sifat tertentu yang cenderung belum bisa diperbaiki dan mengganngu proses perkembangan anak. Permasalahan yang dihadapi anak bersumber dari lingkungan bermain atau lingkungan keluarga. Anak usia Taman kanak- kanak belum dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Oleh karena itu, anak perlu mendapatkan bantuan baik dari guru maupun orang tua atau anggota keluarganya. Jadi untuk membantu pencapaian perkembangan anak secara optimal maka baik orang tua maupun anggota keluarga didorong untuk turut memperbaiki kondisi anak melalui layanan konseling. Layanan konseling pada usia Taman kanak- kanak perlu dibedaka dengan layanan yang diberikan pada anak yang lebih tinggi usianya. Pada anak yang usianya lebih tinggi, berkomunikasi langsung antara guru dan siswa dapat diklakukan karena anak tersebut sudah dapat diajak berbicara, berfikir , atau memehami berbagai pertanyaan, sedangkan pada anak usia taman kanak- kanak prosess konseling masih bersifat sederhana . dengan kata lain bagaimana guru atau pembimbing dapat membantu menumbuhkan kesadaran dan pemahaman anak terhadap sesuatu, sudah dianggap sebagai layanan konseling.

C.    Ciri Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini
Dalam melaksanakan Bimbingan dan konseling untuk anak usia dini perlu dilihat pertama, setiap anak perlu dikembangkan secara optimal , dan kedua bagi anak- anak yang mengalami permasalahan perkembangan perlu bantuan khusus sesuai dengan permasalahannya. Menurut Syaodih, E (2004) ada beberapa ciri Bimbingan dan konseling bagi anak usia usia dini, yaitu:
1.      Program Bimbingan dan konseling harus disesuaikan dengan pola pikir dan pemahaman anak, Pelaksanaan Bimbingan dan konseling bagi anak usia taman kanak- kanak relatif cukup sulit. Dialog dengan anak usia taman kanak- kanak untuk menemukan dan memberikan pemahaman tentang masalah yang sedang dihadapi relatif sulit dilakukan. Pola pikir anak usia taman kanak- kanak yang masih sangat sederhana dengan penguasaan bahasa yang masih terbatas akan menyulitkan guru atau pembimbing untuk memahami apa yang dirasakan anak. Anak pada usia ini masih sangat polos sehingga pada umumnya relatif jarang berbohong atau menutupi permasalahan yang dihadapinya. Untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak, hal utama yang harus diperhatikan adalah memahami pola pikir anak.
2.      Pelaksanaan bimbingan terintegrasi dengan pembelajaran pelaksanaan bimbingan dan konseling dilaksanakan bersama- sama dengan pelaksanaan pembelajaran, artinya guru atau pendamping pada saat akan merencanakan kegiatan pembelajaran harus juga memikirkan bagaimana perencanan bimbingannya. Dengan kata lain, pada saat guru memikirkan program pembelajaran juga harus memikirkan tentang program bimbingannya.
3.      Waktu pelaksanaan Bimbingan sangat terbatas Interaksi guru atau pendamping dengan anak relatif tidal lama, rata- rata pertemuan dalam sehari hanya 2,5- 3 jam. Keterbatasan waktu ini mengharuskan guru atau pendamping untuk meramu kegiatan secara efektif baik yang terkait dengan pengembangan dalam kegiatan pembelajaran secara rutin maupun melaksanakan bimbingan bagi anak. Pemanfaatan waktu yang efisien oleh guru atau pendamping akan mempengaruhi hasil yang ditunjukkan anak berupa perubahan perilaku yang diharapkan. Pengembangan seluruh aspek perkembangan secara umum tidak dapat dipisahkan. Artinya dalam mengembangkan salah satu aspek perkembangan secara bersama- sama juga harus mengembangkan aspek- aspek lainnya.
4.      Pelaksanaan bimbingan dilaksanakan dalam suasana bermain pelaksanaan bimbingan da konseling bagi anak usia Taman kanak- kanak dilaksanakan dalam nuasa bermain, karena prinsip ini merupakan esensi aktivitas anak usia dini. Prinsip ini mengikuti dunia anak yang senantiasa sarat dengan dunia bermain. Bermain merupakan bagian yang tidak terpisah dengan dunia anak dan bahkan dapat dikatakan tiada hari tanpa bermain.Bermain bagi anak merupakan suatu aktivitas tersendiri yang sangat menyenangkan . Dalam bermain anak belajag mengembangkan kemampuan Fisik- motorik, kognitif, Bahasa dan sosial- emosional. Melalui bermain pula, guru atau pendamping dapat melakukan bimbingan dan konseling.
5.      Adanya keterlibatan teman sebaya usia taman kanak- kanak adalah masa peralihan dari lingkungan keluarga ke lingkungan sekolah sebagai lingkungan yang lebih luas. Pada usia ini, ketertarikan anak pada interaksi teman sebaya mulai tumbuh dan berkembang, anak sering terlihat berkelompok dan berkomunikasi dengan teman sebayanya. Kebutuhan anak akan teman sebaya seperti ini menjaikan pelaksanaan bimbingan dan konseling bagi anak Usia Taman kanak- kanak perlu dilakukan dengan melibatkan teman sebaya. Melalui teman sebaya upaya mengatasi masalah khususnya masalah sosial emosional dapat dipandang sebagai cara yang cukup tepat untuk membantu mengatasi masalah yang dialami anak. Selain itu, guru dapat melibatkan teman sebaya untuk mengerjakan tugas tersebut secara bersama- sama karena anak memiliki kebutuhan dengan teman sebaya maka keterlibatan teman sebaya dalam layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan menjadi media yang tepat bagi anak.
6.      Ada keterlibatan Orang tua merupakan pihak yang tidak dapat dipisahkan dari proses bimbingan dan konseling , karena orang tua adalah orang yang paling dekat dengan anak. Mengingat permasalahan yang dihadapi anak tidak dapat dibiarkan begitu saja maka peran orang tua dalam membantu tumbuh kembang anak suatu hal yang sangat penting. Agar diperoleh kerjasama yang baik dengan orang tua maka guru perlu memiliki kemampuan komunikasi yang baik sehingga dapat menyampaikan permasalahan yang dihadapi anak dan dapat mendorong orang tua untuk turut membantu mengatasi masalah yang dihadapi anak.

D.     Syarat- syarat Progran Bimbingan dan Konseling pada Anak Usia Dini
Menurut Syaodih (2004)dalam menyusun program BK pada anak usia dini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1.      Prinsip dasar BK Anak Usia Dini
Pelaksanaan bimbingan dan konseling pada anak usia dini tidak menggunakan waktu dan ruang tersendiri seperti halnya bimbingan dan konseling pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Bimbingan dan Konseling dilaksanakan bersama- sama dengan proses pembelajaran. Nuasa bermain menjadi bagian dari pelaksanaan bimbingan karena dunia anak adalah dunia bermain. Bimbingan dilakukan oleh guru atau pendamping dan tidak dilakukan oleh petugas khusus, artinya guru atau pendamping memiliki fungsi ganda selain sebagai pengajar juga berfungsi sebagai pembimbing.
2.      Esensi Bimbingan dan konseling Bimbingan dan Konseling menggunakan prinsip bimbingan untuk semua anak (guidance for all). Dalam pelaksanaannya, bimbingan juga diarahkan untuk membantu orang tua agar memiliki pemehaman dan motivasi untuk turut menggembangkan kemampuan anak karena kelekatan anak usia dini terhadap orang tua masih relatif tinggi. Bimbingan diberikan pada anak dimaksudkan agar anak dapat berkembang secara optimal sesuai dengan kapasitas kemampuan masing- masing.
3.      Orientasi Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling pada anak usia dini berorientasi perkembangan karena usia dini adalah masa pengembangan berbagai aspek kemampuan yang dimiliki anak. Masa ini sering disebut sebagai masa “Golden Age” atau masa kemasan karena pada masa ini anak sangat peka untuk mendapatkan rangsangan- rangsangan. Pengembangan yang dilakukan sejak masa ini akan memberikan pengaruh yang sangat berarti bagi tumbuh kembanf anak di kemudian hari.
4.      Konsep yang mendasari pelaksanaan Bimbingan dan konseling
Pelaksanaan bimbingan dan konseling pada anak usia dini pada dasarnya berangkat dari pemahamn tentang perkembangan anak bahwa setiap anak memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda- beda. Anak memiliki dunia sendri dan anak tidak dapat disamakan dengan orang dewasa atau remaja. Masa anak usia dini merupakan masa yang paling menentukan. Bila pada masa ini anak tidak mengalami perkembangan yang baik dan bahkan banyak menemukan berbagai hambatan maka anak akan mengalami kesulitan dalam perkembangan di masa- masa selanjutnya.
5.      Bentuk Layanan bimbingan dan Konseling menunjuk pada jumlah anak pada saat guru atau pendamping melakukan bimbingan. Bentuk layanan bimbingan dapat dilakukan secara individual maupun kelompok . Layanan bimbingan diberikan dalam bentuk individual apabila permasalahan yang dihadapi anak bersifat khusus . Misalnya, untuk membntu perkembangan motorik halus seorang anak. Dia perlu bimbingan individual agar perkembangan motorik dapat berkembang dengan baik.
6.      Setting Layanan bimbingan dan Konseling pada anak usia dini dapat menggunakan setting individual, kelompok, dan klassikal. Setting ini digunakan sangat bergantung dari kebutuhan layanan bimbingan. Misalnya bila guru atau pendamping akan membantu hal- hal yang berkaitan dengan masalah pribadi atau keterampilan mungkin dapat menggunakan setting individual, sebaliknya apabila berkaitan dengan masalah sosial maka guru dapat menggunakan setting kelompok.

E.     Tugas Perkembangan
Pada setiap masa perkembangan individu, ada berbagai tugas perkembangan yang harus dikuasai, adapun tugas perkembangan masa kanak-kanak menurut Carolyn Triyon dan J. W. Lilienthal (Hildebrand, 1986 : 45) adalah sebagai berikut :
a.       Berkembang menjadi pribadi yang mandiri. Anak belajar untuk berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan dapat memenuhi segala kebutuhannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangannya di usia Taman Kanak-kanak.
b.      Belajar memberi, berbagi dan memperoleh kasih sayang. Pada masa Taman Kanak-kanak ini anak belajar untuk dapat hidup dalam lingkungan yang lebih luas yang tidak hanya terbatas pada lingkungan keluarga saja, dalam masa ini anak belajar untuk dapat saling memberi dan berbagi dan belajar memperoleh kasih sayang dari sesama dalam lingkungannya.
c.       Belajar bergaul dengan anak lain. Anak belajar mengembangkan kemampuannya untuk dapat bergaul dan berinteraksi dengan anak lain dalam lingkungan di luar lingkungan keluarga.
d.      Mengembangkan pengendalian diri. Pada masa ini anak belajar untuk bertingkah laku sesuai dengan tuntutan lingkungannya. Anak belajar untuk mampu mengendalikan dirinya dalam berhubungan dengan orang lain. Pada masa ini anak juga perlu menyadari bahwa apa yang dilakukannya akan menimbulkan konsekuensi yang harus dihadapinya.
e.       Belajar bermacam-macam peran orang dalam masyarakat. Anak belajar bahwa dalam kehidupan bermasyarakat ada berbagai jenis pekerjaan yang dapat dilakukan yang dapat menghasilkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya dan dapat menghasilkan jasa bagi orang lain. Contoh, seorang dokter mengobati orang sakit, guru mengajar anak-anak di kelas, pak polisi mengatur lalu lintas, dan lain sebagainya.
f.       Belajar untuk mengenal tubuh masing-masing. Pada masa ini anak perlu mengetahui berbagai anggota tubuhnya, apa fungsinya dan bagaimana penggunaannya. Contoh, mulut untuk makan dan berbicara, telinga untuk mendengar, mata untuk melihat dan sebagainya.
g.      Belajar menguasai ketrampilan motorik halus dan kasar. Anak belajar mengkoordinasikan otot-otot yang ada pada tubuhnya, baik otot kasar maupun otot halus. Kegiatan yang memerlukan koordinasi otot kasar diantaranya berlari, melompat, menendang, menangkap bola dan sebagainya. Sedangkan kegiatan yang memerlukan koordinasi otot halus adalah pekerjaan melipat, menggambar, meronce dan sebagainya.
h.      Belajar mengenal lingkungan fisik dan mengendalikan. Pada masa ini diharapkan anak mampu mengenal benda-benda yang ada di lingkungan, dan dapat menggunakannya secara tepat. Contoh, anak belajar mengenal ciri-ciri benda berdasarkan ukuran, bentuk, dan warnanya. Selain dari itu, anak dapat membandingkan satu benda dengan benda lain berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki benda tersebut.
i.        Belajar menguasai kata-kata baru untuk memahami anak/orang lain. Anak belajar menguasai berbagai kata-kata baru baik yang berkaitan dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, maupun berinteraksi dengan lingkungannya. Contoh, anak dapat menyebutkan nama suatu benda, atau mengajak anak lain untuk bermain, dan sebagainya.
j.        Mengembangkan perasaan positif dalam berhubungan dengan lingkungan. Pada masa ini anak belajar mengembangkan perasaan kasih sayang terhadap apa-apa yang ada dalam lingkungan, seperti pada teman sebaya, saudara, binatang kesayangan atau pada benda-benda yang dimilikinya.

F.     Kebutuhan Dan Masalah Yang Dihadapi Dalam Tugas Perkembangan Anak
Beberapa Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini :
1.            Aspek Perkembangan Kognitif
Tahapan Perkembangan Kognitif untuk anak usia dini sesuai dengan teori Piaget adalah masuk di tahap ke 2, yaitu tahap pra-operasional, usia 2 – 7 tahun. Masa ini kemampuan anak-anak untuk menerima rangsangan masih terbatas. Kemampuan bahasa yang dimiliki oleh anak berkembang, walaupun pemikirannya masih statis dan belum dapat berpikir abstrak, persepsi waktu dan tempat masih terbatas;
2.            Aspek Perkembangan Fisik
Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot terkoordinasi (Hurlock: 1998). Keterampilan motorik anak terdiri atas keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik halus. Keterampilan motorik anak usia 4-5 tahun lebih banyak berkembang pada motorik kasar, setelah usia 5 tahun baru terjadi perkembangan motorik halus.
Pada usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis melakukan  gerakan sederhana seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari kesana kemari. Walaupun mereka sudah dapat memanjat tangga dengan satu kaki pada setiap tiang anak tangga untuk beberapa lama, mereka baru saja mulai dapat turun dengan cara yang sama.
Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani mengambil resiko dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu obyek, berlari kencang dan suka berlomba dengan teman sebayanya bahkan orangtuanya (Santrock,1995: 225).
3.            Aspek Perkembangan Bahasa
Hart & Risley (Morrow, 1993) mengatakan umur 2 tahun, anak-anak memproduksi rata-rata dari 338 ucapan yang dapat dimengerti dalam setiap jam, cakupan lebih luas adalah antara rentangan 42 sampai 672. 2 tahun lebih tua anak-anak dapat mengunakan kira-kira 134 kata-kata pada jam yang berbeda, dengan rentangan 18 untuk 286.
Membaca dan menulis merupakan bagian dari belajar bahasa. Untuk bisa membaca dan menulis, anak perlu mengenal beberapa kata dan beranjak memahami kalimat. Dengan membaca anak juga semakin banyak menambah kosakata. Anak dapat belajar bahasa melalaui membaca buku cerita dengan nyaring. Hal ini dilakukan untuk mengajarkan anak tentang bunyi bahasa.
4.            Aspek Perkembangan Sosio-Emosional
Masa TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola perilaku sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, seperti yang diungkap oleh Hurlock (1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empat, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru, perilaku kelekatan.
Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli psikoanalisis mengidentifikasi perkembangan sosial anak: (1) Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap ini bila dalam merespon rangsangan, anak mendapat pengalaman yang menyenamgkan akan tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga; (2) Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya.Anak pada masa ini bila sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi, sebaliknya bila lingkungan tidak memberi kepercayaan atau terlalu banyak bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu; (3) Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun.
Pada masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua, anak dapat bergerak bebas dan ber interaksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan rasa bersalah; (4) Tahap 4 : industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri), usia 6 tahun – pubertas.
Anak telah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa. Perlu memiliki suatu keterampilan tertentu. Bila anak mampu menguasai suatu keterampilan tertentu dapat menimbulkan rasa berhasil, sebaliknya bila tidak menguasai, menimbulkan rasa rendah diri.
G.    Permasalahan Yang Dihadapi Anak Pada Usia Dini
Stabilisasi Perkembangan Kognitif Peserta didik dikatakan bermasalah jika mereka mengalami ketidak sesuaian antara harapan dengan kenyataan yang diinginkannya, tidak terpenuhinya kebutuhannya serta merasa ada sesuatu hal yang tidak mengenakan pada dirinya.  Jenis-jenis masalah  yang dialami oleh anak-anak usia  PAUD /TK adalah:
1.)    Pola pikir anak (aspek kognitif). Perilaku bermasalah pada aspek kognitif, yaitu :
a.) Berpikir Irasional
b.) Pikiran negative
c.) Tidak mau belajar.
d.) Malas masuk sekolah.
e.) Sulit menghapal kata dan nama benda.
f.) Tidak memperhatikan pelajaran
g.) Terlambat berpikir
h.) Pelupa
i.) Rasa ingin tahunya rendah
j.) Suka menyalahkan orang lain dan menganggap dirinya paling benar.
2.)   Masalah fisik motori
a)  Berjalan pincang, buta,tuli,dan bisucacatfisik
b)  Terlalu gemuk
c)  Hiperaktif
3.)  Masalah Perkembangan Bahasa
a) Kesulitan dalam mengucapkan kata
b) Kesulitan mengulang kembali kata dari orang lain
c) Kesulitan membaca, menulis dan membunyikan
4.)   Masalah Sosioemosional
a) Pendiam, pemalu, minder
b) Egois
c) Menolak realitas ( suka membuat kegaduan)
d) Bersikap kaku
e) Sulit berteman, membenci guru tertentu
f) Suka mengganggu teman
H.    Jenis Program Pendidikan yang ada untuk Masa Anak-anak Awal
Di hampir semua negara di dunia, anak-anak mengawali sekolah formal merka pada usia kira-kira 6 tahun, suatu waktu ketika mereka biasanya telah memperoleh kemampuan kognitif dan social yang mereka butuhkan untuk kegiatan belajar yang terorganisir. Namun, terdapat sedikit kesepakatan tentang jenis sekolah mana yang dibutuhkan anak-anak di bawah usia 5 tahun, dan ada banyak keragaman dalam jenis pengalaman yang dimiliki anak-anak yang masih muda sebelum memasuki sekolah (Fitzgerald, Mann, Cabrera & Wong, 2003; Goeiman et al, 2003) dalam Slavin, 2008 : 100. Adapun beberapa jenis program pendidkan yang ada untuk masa anak-anak awal, yaitu :
1.      Program Penitipan Anak
Program penitipan anak ada terutama untuk menyediakan layanan pengasuhan anak bagi orang tua yang bekerja. Program tersebut berkisar mulai dari pengasuhan bayi (baby-setting), dimana orang dewasa merawat beberapa anak untuk program prasekolah yang terorganisir. Riset memperlihatkan bahwa kualitas perawatan anak dini dapat mempunyai efek yang abadi, khususnya bagi anak-anak dari keluarga yang tidak beruntung. Sayangnya, riset menemukan bahwa kualitas layanan penitipan anak yang diberikan bagi anak-anak yang tidak beruntung biasanya jauh lebih rendah daripada yang disediakan bagi anak-anak kelas menengah.
2.      Prasekolah
Perbedaan utama antara program penitipan anak dan prasekolah adalah bahwa prasekolah lebih mungkin menyediakan program terencana yang dirancang untuk menumbuhkan perkembangan social dan kognitif anak-anak yang masih muda. Konsep utama dalam pendidikan prasekolah adalah kesiapan. Hari-hari prasekolah biasanya terdiri atas berbagai kegiatan yang kurang lebih terstruktur, yang berkisar mulai dari proyek-proyek seni, diskusi kelompok, dan permainan dalam ruang dan luar ruang yang tidak terstruktur. Kegiatan-kegiatan ini sering diorganisasikan di sekitar tema. Misalnya suatu unit mata pelajaran tentang binatang dapat saja meliputi pembuatan gambar binatang, memerankan perilaku binatang, mendengar cerita tentang binatang, dan melakukan perjalanan ke kebun binatang.
3.      Program Prasekolah Kompensasi
Program prasekolah kompensasi untuk anak-anak kurang diperkenalkan dalam skala besar sebagai bagian dari keseluruhan program Head Start federal, yang dimulai pada tahun 1965. Head Start adalah bagian dari perang Presiden Lyndon Johnson melawan kemiskinan, suatu upaya untuk memutus lingkaran kemiskinan. Gagasannya ialah member kepada anak-anak yang kurang beruntung, yang terancam oleh kegagalan sekolah, suatu kesempatan untuk memulai sekolah formal mereka dengan kemampuan pra-akademik dan social yang sama dengan yang dimiliki anak-anak kelas menengah. Lazimnya Head Start meliputi program pendidikan masa anak-anak awal yang dirancang untuk meningkatkan kesiapan sekolah.
4.      Intervensi Dini
Kebanyakan program prasekolah kompensasi, termasuk Head Start telah mulai bekerja dengan anak-anak dan orang tua mereka ketika anak-anak tersebut berusia 3 atau 4tahun. Banyak program intervensi dini telah dikembangkan untuk dimulai dengan anak-anak bahkan yang berusia 6 bulan. Salah satunya adalah program di lingkungan tengah kota Milwaukee bagi anak-anak yang ibunya menderita keterlambatan mental.
5.      Program Taman Kanak-kanak
Kebanyakan siswa mengikuti taman- kanak-kanak setahun sebelum mereka masuk kelas satu. Namun, beberapa Negara bagian masih tidak mengharuskan anak mengikuti taman kanak-kanak (NCES, 2001). Tujuan taman kanak-kanak adalah untuk menyiapkan siswa mengikuti pengajaran formal dengan mendorong perkembangan kemampuan sosial mereka.








DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press
Slavin, Robert E. 2008. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks




PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
P A U D (PENDIDIKAN ANAK USIA DINI)
Semester  Gasal (I) TAHUN PELAJARAN 2013/2014
  1. RASIONEL

  1. VISI DAN MISI
  2. TUJUAN UMUM

KOMPONEN
PROGRAM
TUJUAN  KHUSUS LAYANAN
TOPIK LAYANAN
SASARAN LAYANAN
STRATEGI LAYANAN
WAKTU LAYANAN
PELAKSANA LAYANAN
LAYANAN DASAR BK
Pribadi/Sosial
Pengenalan Diri
(Mengenali Nama Diri, Orang Tua, Sodara, Guru dsb )
Semua Peserta Didik
1.     Bimbingan klasikal
2.     Pelayanan informasi
Juli 2013- Mei 2014
Konselor dan Guru
Keberhargaan diri (Menjaga Diri seperti kebersihan tangan, memakai sepatu, kebersihan kuku)
Semua Peserta Didik
3.     Bimbingan klasikal
4.     Pelayanan informasi
Juli 2013- Mei 2014
Konselor dan Guru
Keterampilan komunikasi (Memberi salam kepada guru dan teman)
Semua Peserta Didik
Pelayanan orientasi

Juli 2013- Mei 2014
Konselor dan Guru
Kesadaran lintasbudaya (Mengetahui Negara dan Kota, Suku sendiri)
Semua Peserta Didik
Bimbingan klasikal
Juli 2013- Mei 2014
Konselor dan Guru
Perilaku bertanggung jawab (Merapikan mainan yang digunakannya)
Semua Peserta Didik
1.     Bimbingan klasikal
2.     Pelayanan orientasi
3.     Pelayanan informasi
Juli 2013- Mei 2014
Konselor dan Guru

Pengembangan Diri (Menyanyi, Menari, belajar menabung)
Semua Peserta Didik
4.     Bimbingan klasikal
5.     Pelayanan orientasi
6.     Pelayanan informasi
Juli 2013- Mei 2014
Konselor dan Guru
Belajar

Motivasi berprestasi
(Memberikan cerita pembangkit motivasi belajar pada anak-anak)

Semua Peserta Didik
1.    Bimbingan klasikal
2.    Pelayanan orientasi
3.    Pelayanan informasi
Juli 2013- Mei 2014
Konselor dan Guru
Karir
Belajar mengenali macam-macam pekerjaan orang tua
Semua Peserta Didik
Bimbinganklasikal
Juli 2013- Mei 2014
Konselor dan Guru
LAYANAN RESPONSIF
-
1.     Kelambanan dalam belajar
Peserta didik yang membutuhkan atau yang bermasalah
1. Konseling individual
2. Layanan rujukan
Juli 2013- Mei 2014
Konselor
2.     Penghindaran dari sekolah
Peserta didik yang membutuhkan atau yang bermasalah
Konseling individual
Juli 2013- Mei 2014
Konselor
3.     Pengatasan masalah dalam hubungan sosial
Peserta didik yang membutuhkan atau yang bermasalah
Konseling individual

Juli 2013- Mei 2014
Konselor
LAYANAN PERENCANAAN INDIVIDUAL
Pribadi/Sosial
1.Pengembangan konsepdiri
2.Pengembangan keterampilan social (bermain dalam kelompok)
Semua Peserta Didik
1.  Asesmen kelompok kecil
2.  Penempatan
3.  Tindak-lanjut
Juli 2013- Mei 2014
Konselor dan Guru
Belajar

Perencanaan kegiatan belajar

Semua Peserta Didik
1.  Penempatan
2.  Tindak-lanjut

Juli 2013- Mei 2014
Konselor dan Guru
Karir
Pengenalan cita-cita
Semua Peserta Didik
Asesmen kelompok kecil

Juli 2013- Mei 2014
Konselor dan Guru
DUKUNGAN SISTEM
1.     Pengembangan professional konselor
Pelaksanaan program BK
1.    Konsultasi
2.    Koordinasi
3.    Kolaborasi
Juli 2013- Mei 2014
Konselor, guru dan Staf Sekolah
2.      Hubungan masyarakat

Pelaksanaan program BK

1.    Konsultasi
2.    Koordinasi
3.    Kolaborasi
Juli 2013- Mei 2014
Konselor, guru dan Staf Sekolah
4.     Pengembangan jaringan kerjasama

Pelaksanaan program BK

1.    Konsultasi
2.    Koordinasi
3.    Kolaborasi
Juli 2013- Mei 2014
Konselor, guru dan Staf Sekolah
5.     Pengelolaan sumberdaya, materi, dan fasilitas
Pelaksanaan program BK

1.    Konsultasi
2.    Koordinasi
3.    Kolaborasi
Juli 2013- Mei 2014
Konselor, guru dan Staf Sekolah
6.     Pendidikan dan pelatihan orangtua/walisiswa

Pelaksanaan program BK

1.     Konsultasi
2.    Koordinasi
3.    Kolaborasi
Juli 2013- Mei 2014
Konselor, guru dan Staf Sekolah
7.     Penelitian dan pengembangan program

Pelaksanaan program BK

1.    Konsultasi
2.    Koordinasi
3.    Kolaborasi
Juli 2013- Mei 2014
Konselor, guru dan Staf Sekolah











Program Semesteran Pendidikan Anak Usia Dini

Komponen Program
TopikLayanan
NamaLayanan
SasaranLayanan
JenisLayanan
WaktuPelaksanaan
LayananDasar BK
KeberhargaanDiri

Pengenalan Diri


LayananOrientasi

Mengenal dirisendiri

LayananInformasi

Motivasiberprestasi
Bermain “aku ingin jadi apa”

BimbinganKelompok

Bercerita “Cita-citaku”

LayananInformasi

Pembuatankeputusan
Bermain “Tikus&Kucing”

BimbingaKelompok

Strategi pemecahan masalah
Bermain “ Puzzle”

LayananInformasi

Keterampilankomunikasi
Bermain tebak gambar

BimbinganKelopok

Kesadaran lintas budaya
Pengenalan sadar budaya

Bimbingankelompok

LayananResponsif
Kelambanan dalambelajar
Pengenalan, angka, huruf, dan nama benda sekitar

LayananInformasi


Penghindaran darisekolah
-

LayananKonsultasidanKoordinasi


Pencegahan putus sekolah
-

LayananKonsultasidankoordinasi


Pengatasan masalah dalam hubungan sosial (lingkungan)
Bermain “siapa benar&siapa salah”



LayananPerencanaan Individual
Perencanaankegiatanbelajar
Manajemen belajar

Layananinformasi

Menajemenwaktu

Layananinformasi

Perencanaanpengembangankarakter
Mengenalkansifat-sifatterpuji

Layananinformasi


Bermain “ akusiapa”

BimbinganKelompok

Self regulated

LayanananInformasi

Perencanaanstudilanjut
Bermaincita-citaku

Konsultasi

Pengembanganketerampilansosial
Bermain “KotakTerlarang”

BibinganKelompok

Bercerita “Ayo menolong”

LayananInformai











Tidak ada komentar:

Posting Komentar